Rabu, 14 Juni 2017

B. Inggris Softskill Tugas

Nama                  : Weny Widiawati
Kelas                   : 4EA33
NPM                   : 19213248


Kelemahan Ekonomi Indonesia

Kamar dagang dan Industri Indonesia (Kadin) menyatakan ekonomi indonesia yang sebenarnya sangat menjanjikan untuk kedua investor dalam dan luar negeri. Namun, masih ada kekurangan yang dilihat oleh Kadin Ekonomi yang perlu mendapatkan perhatian serius. Wakil ketua umum Kadin Indonesia, Novian Anindya Bakrie berkata ekonomi indonesia ini ditandai dengan menjanjikan militer, konsumsi swasta, bisnis lokal dan bisnis dunia.

"Tapi masih ada beberapa kelemahan bahwa Struktur ekonomi Indonesia perlu di perbaiki dan diatasi segera. Ucap Anindya di Menara Kadin Jakarta, Rabu (06/03/2013)

Anindya melihat kelemahan ekonomi Indonesia ada di defisit perdagangan. Saat ini lebih besar Import daripada Ekspor yang membuat neraca perdagangan menjadi lebih defisit. Selain itu, terbesar import minyak dan gas.

Disamping itu, Anindya juga menyoroti dari subsidi BBM minyak tidak sesuai target orang-orangnya bahkan saat ini anggaran subsidi BBM di nikmati oleh orang kaya saja, Dampaknya, defisit dan tekanan tinggi gas import menyebabkan melemahnya nilai rupiah. "Tambahnya.

Sekali lagi, Realisasi anggaran untuk infrastuktur bahkan diabaikan. Dia menilai dalam beberapa bulan terakhir bahwa tidak ada perbaikan kebijakan pemerintah sehingga masalah tidak dapat diselesaikan. Meskipun Instending investor asing untuk berinvestasi di indonesia karena dia melihat ke atas infrastruktur birokrasi. jika tidak baik, investor asing akan menarik keluar investasinya dari Indonesia.



Weaknesses of Indonesian Economic


Chamber of Indonesia Commerce and Industry (Kadin) declared Indonesian economy that is actually very promising for both domestic and foreign investors. However, there are still weakness seeing by Kadin of the economy that need to be addressed. Vice Chairman of Kadin Indonesia. Novian Anindya Bakrie said, promising Indonesian economy is evidenced by incoming investment, Private consumption, and vibrant business world.

“But there are still some weaknesses that Indonesia’s economic structure needs to be addressed now”, said Anindya at Menara Kadin Jakarta, Wednesday (06/03/2013).

Anindya see Indonesia’s economic weakness is in the trade deficit. Currently due to larger imports than exports then it makes more Indonesian trade balance to be deficit. Moreover, the largest import oil and gas.

On the other hand, Anindya also highlights subsidy of oil (BBM) to the people who actually are not even on target. Current budget fuel subsidy enjoyed by the rich instead.
“As the impact, the deficit and the high pressure gas import that led to the weakening of the rupiah,”he added.

Again, the actual budget for infrastructure even neglected. He rated  in the last few month that there is no improvement of government policy so that a problem cannot be resolved. Though foreign investors instending to invest in Indonesia as it will look up the bureaucratic infrastructure. If not good, the foreign investors will pull out of Indonesia.

Kamis, 27 April 2017

Tugas softskill bahasa inggris / lirik lagu


JAMES ARTHUR
SAY YOU WON’T LET GO

I'm gonna love you till
My lungs give out
I promise till death we part
Like in our vows
So I wrote this song for you
Now everybody knows
That it's just you and me
Until we're grey and old
Just say you won't let go
Just say you won't let go
Just say you won't let go
Oh, just say you won't let go

Tugas Bahasa Inggris 2 / Softskill

I : Okay! Please, could you Introduce your self briefly?
(Baiklah, tolong perkenalkan dirimu secara singkat!)
A : My name is Weny, I am twenty two years old. I have graduated from a university majoring in economic. Even though I am not from English Departement, I still can speak english well. Now, I am still working in a company of manufacturing.
I : What departement do you apply and why do you interested on it?
A : I Interested on that working because I have experience about it and I have do it for long time. So If this company receive me to be one of its employee I can work better than other candidate because I am more expert and more experienced .
I : Why did you leave your latest job?
A : Because I need a job who full challenge.
I : When were you most satisfied in your work ?
A : Actually I always satisfied with my job, even every day I feel it. But when I can reach my target continually every day and every month in a year I really satisfied with it.
I : What are your strengths and weaknesses, please specify each of three!
A : My strengths are, namely: I was meticulous and careful in work, I love to learn new things and I always do things on time. My weaknesses are, namely : I am always too excited when working so sometimes forget the time, I am too eager pursuit my goals so It always make me over action, and I am not pleased to work slowly, causing me always in a hurry every doing something.
I : Why should we hire you?
Because I have many I have sufficient experience and even more in this field. And approximately, I am struggling and work in this field to meet the needs of my family.
I : How much salary do you want in every month?
I am expecting to get 6 Million Rupiahs per month


Kamis, 06 April 2017

BAHASA INGGRIS# 1st



Peranan Profitabilitas, Suku Bunga, Inflasi Dan Nilai Tukar
Dalam Mempengaruhi Pasar Modal Indonesia Selama Krisis Ekonomi

( The role of profitability , interest rates , inflation and exchange rates to influence the indonesian stock market for the economic crisis )

Abstract

The economic crisis which had happening in Indonesia since 1997 has already given significant effect. Stock price decreased dramatically as well as its transaction volume. Boedie, et.all and Weston and Brigham state that there are many factor influence stock price such as profitability, interest rate, inflation and exchange rate. This, the aim of this research is to find at whether profitability, interest rate, inflation and exchange rate have significant effect to fluctuation of the stock price within the economic crisis in Indonesia. The result of this research proves that the change of profitability, interest rate, inflation and exchange rate have significant influence to the fluctuation of company stock price within the period of the economic crisis. Partially, only interest rate and exchange rate have significant effect to stock price in the period of the economic crisis.

conclusions and recommendations

The analysis have been done on this study provide some conclusion, which includes:
1.Empirically proven that profitability, interest rates, inflation, and exchange rates in bersama-sama affect stock prices enterprises significantly during the economic crisis occurred in indonesia.
2.Empirically proven that interest rates and the rupiah usd a partial have leverage significantly to a company stock price for the economic crisis in indonesia.
3.Limited this research lies in determining the only on a company sensitive.For it can be used all next enterprises active in the jakarta stock exchange.




Selasa, 17 Januari 2017

TUGAS SOFTSKILL (Soal PG)

TUGAS KELOMPOK SOFTSKILL
ETIKA BISNIS
SOAL DAN JAWABAN










Oleh :
Kelompok 2 (dua)
Annisa Putri
Aulia Lastriarsi
Harry Hermawan
Hendy Soetandy
Weny Widiawati







FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
2017
1. Apa yang dimaksud immoral manajemen...
A. tingkatterendahdari model manajemendalammenerapkanprinsip-prinsipetikabisnis.
B. suatubentukpersaingan yang mengutamakandanmendahulukankepentingan ego-pribadi.
C. tingkattertinggidaripenerapannilai-nilaietikaataumoralitassdalambisnisadalah moral manajemen.
D. fungsi yang pentingdalammanajemen.

2. Contoh amoral manajemen...
A. kasuslapindobrantas Inc.
B. dugaanpenggelapanpajak yang dilakukan IM3 dengancaramemanipulassisuratpemberitahuanmana PPN kekantorpajakuntuktahunbukuDesember 2001 danDesember 2002.
C. krisislistrikmemuncaksaat PT PLN memberlakukanpemadamanlisstriksecarabergiliran di berbagaiwilayahtermaksud Jakarta dansekitarnya, selamaperiode 11-25 juli 2008.
D. a,b,cBenar

3. Dibawahinimanakahsikapkepemimpinandalamorganisai yangbaik ....

A. Percayadiri 
B. Panik
C. Malu
D. Ragu

4. Kepemimpinandalamorganisasiadalah ....

A. Pentingbagiseorangpemimpinuntukmemilikikarakter yang kuatdandapatdipercaya
B. Pemimpin yang baik
C. Sebuahhubungan yang salingmempengaruhi di antarapemimpindanpengikut (bawahan) yang menginnginkanperubahannyata
D.Tentangkeberanian, bermimpidanmengabdikandirimenujupemunahanharapan

5.    Sumber darisegala moral dalametikaapapundengankebenarannya yang absolute adalah...
a.       Filosofi     c.  Budaya
b.      Agama                             d.  Hukum

6.    Aturanhidup yang bersifatmemaksadansipelanggardapatdiberitindakanhukum yang tegasdannyata...
a.       Filosofi     c.  Budaya
b.      Agama                              d.  Hukum

7. Budayaorganisasididorongoleh...
A.  Kebijakan formal perusahaan
B.  Pelangganperusahaan
C.  Kondisikeuanganperusahaan
D.  Perilakukaryawan

8. Seorangpemimpin yang bail harusmemilikihal-halsebagaiberikut, kecuali...
A. Kecerdasan spiritual
B. Kecerdasanemosional
C. Kecerdasanintelektual
D. Kecerdasankemanusiaan

9. Sikap Kepemimpinan dalam organisasi yang baik, kecuali ....


A.Antusias
B.Kharismatis
C.Menghargai orang lain
D.Tenang

10. Apa yang harus diketahui pemimpin dalam organisai ...

A. Pengikut (bawahan)
B. Musuh
C. Masalah pribadi
D. Hubungan

Kamis, 24 November 2016

KASUS DALAM ETIKA BISNIS (TUGAS 2) INDIVIDU

NAMA     : WENY WIDIAWATI
KELAS    : 4EA33


28 Januari 2011 Kompasiana<< Tak dapat dipungkiri dari sosok pencuat ‘cicak-buaya’ inilah berbagai praktek mafia di jajaran yudikatif sedikit banyak terkuak. Sebut saja skandal Century, kasus Gayus sampai ‘benalu’ di institusi kepolisian berawal dari ungkapan kontroversial sang jendral lulusan Akademi Kepolisian 1977 ini. Namun kegigihannya dalam mengungkap berbagai kasus ternyata berbalik arah, banyak kolega di intitusi internal Polri dan pihak-pihak yang merasa privasinya terganggu dan gerah sehingga berupaya untuk menghentikan sepak terjang orang yang pernah menyandang call sign ‘truno 3′ ini. Sebenarnya kode ini diperuntukkan kepada direktur III Tipikor, sedangkan untuk Kabareskrim Polri kode resminya adalah “TRIBATA 5″. Dan lebih jauh lagi seolah ada dalang yang ingin menyingkirkannya dalam kiprah dan karirnya di kepolisian. Mengapa sosok Susno Duadji dianggap sebagai whistle blower ( dikonotasikan sebagai peniup peluit/penguak/pengungkap kasus) bukan Gayus ? Hal ini bisa dimaklumi karena beliau pernah menduduki jabatan penting dan strategis yang berkaitan dengan penanganan kasus besar diantaranya sebagai ; 1. Kabareskrim Polri, yang dijabatnya tgl.24 Oktober 20O8 sampai 24 November 2010. 2. Wakil kepala PPATK (Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan) 3. Kapolda Jawa Barat Dari dua jabatan pertama yang pernah disandang ini saja kita dengan logika sederhana akan mengatakan bahwa Susno memang pemegang kunci dari berbagai skandal besar yang terjadi di negeri ini. Dia tahu betul kronologi berbagai kasus besar yang bisa jadi menyeret beberapa petinggi, pejabat dan pegawai institusi yang terindikasi korup, terutama kasus Century dan jangan lupa kasus Gayus adalah buah dari nyanyian jendral yang saat ini menjalani proses pengadilanini. Menurut masyarakat awam, proses penahanan beliau seperti didramatisir dan kental sekali ‘muatan kepentingan’ untuk kelompok/oknum tertentu yang makin mencabik-cabik buramnya hukum di negeri ini. Contoh kecilnya adalah beliau dituduh melanggar kode etik dan disiplin internal kepolisian serta dikaitkan dengan dugaan penyelewengan dana pilkada Jawa Barat. Jauh amat deviasinya dari akar persoalan yang sebenarnya dan gak nyambung sama sekali. Pantas saja politisi Gayus Lumbuun yang duduk di komisi III (hukum dan HAM) DPR-RI dalam kesempatan hearing rabu, 26 Januari 2011, melontarkan pernyataan bahwa Susno Duadji bisa dijadikan whistle blower skandal Century. Dengan begitu diharapkan para wakil rakyat yang duduk di komisi III nantinya dapat memperoleh data dan informasi baru dalam mengungkap skandal Century yang diduga ‘bernilai’ Rp.6,762 Trilyun itu. Meskipun sudah dibentuk pansus sampai panwas kasus tersebut terkesan stagnan dan terlindungi ‘tangan tangan perkasa’ sekaligus masih tabu tersentuh hukum. Beberapa nama seperti Robert tantular, Heshan Al Warraq dan Ali Rivzi sudah terseret dalam kasus korupsi ’sealiran’ skandal Century ini, tetapi anehnya dalam kasus ini sama sekali belum menyentuh pejabat dari lembaga dan instansi yang jelas terlibat dan harusnya bertanggungjawab. Sungguh seperti peristiwa ironis dan tragis menimpa sosok yang berani membuka tabir kasus yang diduga melibatkan para petinggi negara itu. Masalahnya maukah pak Susno bernyanyi merdu seperti dulu lagi, karena beliau sudah banyak diingkari dan dikhianati koleganya, apalagi jaminan perlindungan yang diminta ‘diabaikan’ dan masih begitu rentan intervensi dari berbagai pihak yang merasa terusik. Salam kompasianer Mr.Susno.. Dari contoh kasus diatas kita dapat menyimpulkan bahwasanya kasus ini termasuk ke Whistle Blowing Eksternal menyangkut kasus dimana seorang Susno Duadji mengetahui kecurangan yang dilakukan Century dan Gayus lalu membocorkan kepada masyarakat karena dia tahu bahwa kecurangan itu akan merugikan masyarakat. Siapa pun dan apa pun kasusnya akan sama berjalan seperti dulu dan terulang kembali di negeri ini, bersama kita lakukan untuk memperbaiki birokkrasi negeri ini, dimulai dari diri kita sendiri untuk terus mewujudkan negara ini yang baik. Kerja itu ibadah, kerja itu anugrah, dan kerja itu tanggung jawab di diri kita sendri dan sang pencipta. Motivasi utama dari whistle blowing adalah motivasi moral demi mencegah kerugian bagi perusahaan tersebut.


Whistle Blowing
Merupakan Tindakan yang dilakukan seorang atau beberapa karyawan untuk membocorkan kecurangan perusahaan kepada pihak lain. Dengan kata lain, whistle blowing sama halnya  dengan membuka rahasia perusahaan. Contohnya seorang karyawan melaporkan kecurangan perusahaan yang membuang limbah pabrik ke sungai.
Ada dua macam Whistle Blowing, yaitu :
1.      Whistle Blowing Internal, ini terjadi dalam lingkup internal perusahaan, dimana yang melakukan kecurangan adalah individual di dalam pelusahaan kemudian dilaporkan ke atasan yang bersangkutan, karena tindakaannya dapat merugikan perusahaan.
2.      Whistle Blowing eksternal, Whistle blowing eksternal terjadi ketika seorang karyawan mengetahui kecurangan yang dilakukan oleh perusahaan lalu membocorkannya kepada masyarakat karena kecurangan itu akan merugikan masyarakat.
Velasque (2005) menyebutkan bahwa Whistle Blowing eksternal secara moral dibenarkan jika :
a.       Ada bukti yang jelas,dan kuat bahwa suatu organisasi melakukan aktivitas yang melanggar hukum atau berakibat serius pada pihak lain.
b.      Usaha-usaha lain telah di lakukan untuk mencegahnya melalui Whistle Blowing Internal dan gagal.
c.       Dapat dipastikan bahwa tindakan Whistle Blowing eksternal akan mampu mencegah kerugian tersebut
d.      Pelanggaran tersebut cukup serius dan lebih buruk di bandingkan akibat tindakan Whistle Blowing pada diri seseorang, keluarganya, dan pihak-pihak lain.
Kriteria  pertama, seorang whistle blower harus menyampaikan laporan kepada otoritas yang berwenang atau kepada media massa atau publik dengan harapan dugaan suatu kejahatan dapat diungkap dan terbongkar.
Kriteria kedua, whistle blower haruslah merupakan orang dalam, yaitu orang yang mengungkapkan dugaan pelanggaran dan kejahatan yang terjadi ditempatnya bekerja.
Whistle Blowing
Merupakan Tindakan yang dilakukan seorang atau beberapa karyawan untuk membocorkan kecurangan perusahaan kepada pihak lain. Dengan kata lain, whistle blowing sama halnya dengan membuka rahasia perusahaan. Contohnya seorang karyawan melaporkan kecurangan perusahaan yang membuang limbah pabrik ke sungai.
Ada dua macam Whistle Blowing, yaitu :
1. Whistle Blowing Internal, ini terjadi dalam lingkup internal perusahaan, dimana yang melakukan kecurangan adalah individual di dalam pelusahaan kemudian dilaporkan ke atasan yang bersangkutan, karena tindakaannya dapat merugikan perusahaan.
2. Whistle Blowing eksternal, Whistle blowing eksternal terjadi ketika seorang karyawan mengetahui kecurangan yang dilakukan oleh perusahaan lalu membocorkannya kepada masyarakat karena kecurangan itu akan merugikan masyarakat.
Velasque (2005) menyebutkan bahwa Whistle Blowing eksternal secara moral dibenarkan jika :
a. Ada bukti yang jelas,dan kuat bahwa suatu organisasi melakukan aktivitas yang melanggar hukum atau berakibat serius pada pihak lain.
b. Usaha-usaha lain telah di lakukan untuk mencegahnya melalui Whistle Blowing Internal dan gagal.
c. Dapat dipastikan bahwa tindakan Whistle Blowing eksternal akan mampu mencegah kerugian tersebut
d. Pelanggaran tersebut cukup serius dan lebih buruk di bandingkan akibat tindakan Whistle Blowing pada diri seseorang, keluarganya, dan pihak-pihak lain.
Kriteria pertama, seorang whistle blower harus menyampaikan laporan kepada otoritas yang berwenang atau kepada media massa atau publik dengan harapan dugaan suatu kejahatan dapat diungkap dan terbongkar.
Kriteria kedua, whistle blower haruslah merupakan orang dalam, yaitu orang yang mengungkapkan dugaan pelanggaran dan kejahatan yang terjadi ditempatnya bekerja.
Perlindungan dan Konteks hukum whistle blower di Indonesia
Whistle Blower di atur dalam Undang-undang No. 13 tahun 2006. Tentang perlindungan saksi dan korban
Serta kemudian diikuti dengan Surat Edaran Mahkamah Agung No. 4 Tahun 2011 tentang perlakuan terhadap pelapor tindak pidana (whistle blower) dan saksi pelaku yang bekerja sama. Surat Edaran Mahkamah Agung diterbitkan berdasarkan pada pasal 10 UU No . 13 tahun 2006 tentang perlindungan saksi dan korban.


Sumber:
1. http://ramadhikaw.blogspot.co.id/2014/01/contoh-kasus-whistle-blowing.html?m=1
2. http://seputarberitapendidikan.blogspot.co.id/2014/05/v-behaviorurldefaultvmlo.html?m=1
3. http://irsalputra.blogspot.co.id/2014/01/contoh-kasus-whistle-blowing.html?m=1
4. http://wianalaraswati.blogspot.co.id/2014/01/contoh-kasus-whistle-blowing_8.html?m=1
5. http://repository.widyatama.ac.id/xmlui/handle/123456789/3653

Rabu, 19 Oktober 2016

ETIKA BISNIS#TUGAS 1(KELOMPOK)



 TUGAS KELOMPOK SOFTSKILL
         ETIKA BISNIS
MODEL ETIKA DALAM BISNIS, SUMBER NILAI ETIKA DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ETIKA
DALAM  BISNIS



https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi10xsoBoIe-vd-PJi9IhThPKLRV1Y651uQI9kas2lzDvhDWVVxs11WLf6hsHCRnMFo2XmvVYDkyT5AvT7GIeELT_-psO5_cZT4C_pL_cvOiMoVMPdxQz9l6wREa-noMyeYUnbNebYLJbo/s1600/LOGO-UNIVERSITAS-GUNADARMA-LAMPUNG-BANDAR-GAMBAR-FOTO-JPG-1.jpg

Oleh    :
Kelompok 2 (dua)
Anisa Putri (11213149)
Aulia Lastriarsi (11213501)
Harry Hermawan (13213946)
Hendy Soetandy (14213034)
Maharani (15213219)
Weny Widiawati (19213928)
4EA33


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
JAKARTA
2016
Model Etika Dalam Bisnis
Carroll dan Buchollz (2005) dalam Rudito (2007:49) membagi tiga tingkatan manajemen dilihat dari cara para pelaku bisnis dalam menerapkan etika dalam bisnisnya :
• Immoral Manajemen
Immoral manajemen merupakan tingkatan terendah dari model manajemen dalam menerapkan prinsip-prinsip etika bisnis. Manajer yang memiliki manajemen tipe ini pada umumnya sama sekali tidak mengindahkan apa yang dimaksud dengan moralitas, baik dalam internal organisasinya maupun bagaimana dia menjalankan aktivitas bisnisnya. Para pelaku bisnis yang tergolong pada tipe ini, biasanya memanfaatkan kelemahan-kelemahan dan kelengahan-kelengahan dalam komunitas untuk kepentingan dan keuntungan diri sendiri, baik secara individu atau kelompok mereka. Kelompok manajemen ini selalu menghindari diri dari yang disebut etika. Bahkan hukum dianggap sebagai batu sandungan dalam menjalankanbisnisnya.
• Amoral Manajemen
Tingkatan kedua dalam aplikasi etika dan moralitas dalam manajemen adalah amoral manajemen. Berbeda dengan immoral manajemen, manajer dengan tipe manajemen seperti ini sebenarnya bukan tidak tahu sama sekali etika atau moralitas. Ada dua jenis lain manajemen tipe amoral ini, yaitu Pertama, manajer yang tidak sengaja berbuat amoral (unintentional amoral manager). Tipe ini adalah para manajer yang dianggap kurang peka, bahwa dalam segala keputusan bisnis yang diperbuat sebenarnya langsung atau tidak langsung akan memberikan efek pada pihak lain.
Oleh karena itu, mereka akan menjalankan bisnisnya tanpa memikirkan apakah aktivitas bisnisnya sudah memiliki dimensi etika atau belum. Manajer tipe ini mungkin saja punya niat baik, namun mereka tidak bisa melihat bahwa keputusan dan aktivitas bisnis mereka apakah merugikan pihak lain atau tidak. Tipikal manajer seperti ini biasanya lebih berorientasi hanya pada hukum yang berlaku, dan menjadikan hukum sebagai pedoman dalam beraktivitas. Kedua, tipe manajer yang sengaja berbuat amoral. Manajemen dengan pola ini sebenarnya memahami ada aturan dan etika yang harus dijalankan, namun terkadang secara sengaja melanggar etika tersebut berdasarkan pertimbangan-pertimbangan bisnis mereka, misalnya ingin melakukan efisiensi dan lain-lain. Namun manajer tipe ini terkadang berpandangan bahwa etika hanya berlaku bagi kehidupan pribadi kita, tidak untuk bisnis.
Mereka percaya bahwa aktivitas bisnis berada di luar dari pertimbangan-pertimbangan etika dan moralitas.
Widyahartono (1996:74) mengatakan prinsip bisnis amoral itu menyatakan “bisnis adalah bisnis dan etika adalah etika, keduanya jangan dicampur-adukkan”. Dasar pemikirannya sebagai berikut :

§ Bisnis adalah suatu bentuk persaingan yang mengutamakan dan mendahulukan kepentingan ego-pribadi. Bisnis diperlakukan seperti permainan (game) yang aturannya sangat berbeda dari aturan yang ada dalam kehidupan sosial pada umumnya.
§ Orang yang mematuhi aturan moral dan ketanggapan sosial (sosial responsiveness) akan berada dalam posisi yang tidak menguntungkan di tengah persaingan ketat yang tak mengenal “values” yang menghasilkan segala cara.
§ Kalau suatu praktek bisnis dibenarkan secara legal (karena sesuai dengan aturan hukum yang berlaku dan karena law enforcement-nya lemah), maka para penganut bisnis amoral itu justru menyatakan bahwa praktek bisnis itu secara “moral mereka” (kriteria atau ukuran mereka) dapat dibenarkan. Pembenaran diri itu merupakan sesuatu yang ”wajar’ menurut mereka. Bisnis amoral dalam dirinya meskipun ditutup-tutupi tidak mau menjadi “agen moral” karena mereka menganggap hal ini membuang-buang waktu, dan mematikan usaha mencapai laba.
• Moral Manajemen

            Tingkatan tertinggi dari penerapan nilai-nilai etika atau moralitas dalam bisnis adalah moral manajemen. Dalam moral manajemen, nilai-nilai etika dan moralitas diletakkan pada level standar tertinggi dari segala bentuk prilaku dan aktivitas bisnisnya. Manajer yang termasuk dalam tipe ini hanya menerima dan mematuhi aturan-aturan yang berlaku namun juga terbiasa meletakkan prinsip-prinsip etika dalam kepemimpinannya.
Seorang manajer yang termasuk dalam tipe ini menginginkan keuntungan dalam bisnisnya, tapi hanya jika bisnis yang dijalankannya secara legal dan juga tidak melanggar etika yang ada dalam komunitas, seperti keadilan, kejujuran, dan semangat untuk mematuhi hukum yang berlaku. Hukum bagi mereka dilihat sebagai minimum etika yang harus mereka patuhi, sehingga aktifitas dan tujuan bisnisnya akan diarahkan untuk melebihi dari apa yang disebut sebagai tuntutan hukum. Manajer yang bermoral selalu melihat dan menggunakan prinsip-prinsip etika seperti, keadilan, kebenaran, dan aturan-aturan emas (golden rule) sebagai pedoman dalam segala keputusan bisnis yang diambilnya.
• Agama, Filosofi, Budaya dan Hukum
1. Agama

Agama adalah sumber dari segala moral dalam etika apapun dengan kebenarannya yang absolut. Tiada keraguan dan tidak boleh diragukan nilai-nilai etika yang bersumber dari agama. Agama berkorelasi kuat dengan moral. Setiap agama mengandung ajaran moral atau etika yang di jadikan pegangan bagi para penganutnya. Pada umumnya, kehidupan beragama yang baik akan menghasilkan kehidupan moral yang baik pula. Orang-orang dalam organisasi bisnis secara luas harus menganut nilai shiddiq, tabligh, amanah dan fathanah.
2. Filsafat

Sumber utama nilai-nilai etika yang dapat dijadikan sebagai acuan dan referensi dalam pengeJolaan dan pengendalian perilaku pebisnis dengan aktifitas usaha bisnisnya adalah filsafat. Ajaran-ajaran filsafat tersebut mengandung nilai-nilai kebenaran yang bersumber dari pemikiran-pemikiran filsuf dan ahli filsafat yang terus berkembang sesuai dengan perkembangan zaman.

3. Budaya

Referensi penting lainnya yang dapat dimanfaatkan sebagai acuan etika bisnis adalah pengalaman dan perkembangan budaya, baik budaya dari suatu bangsa maupun budaya yang bersumber dari berbagai negara (Cracken, 1986). Budaya yang mengalami transisi akan melahirkan nilai, aturan-aturan dan standar-standar yang diterima oleh suatu komunitas tertentu dan selanjutnya diwujudkan dalam perilaku seseorang, suatu kelompok atau suatu komunitas yang lebih besar.
4. Hukum

            Hukum merupakan aturan hidup yang bersifat memaksa dan si pelanggar dapat diberi tindakan hukum yang tegas dan nyata. Hukum moral dalam banyak hal lebih banyak mewarnai lilai-nilai etika. Hukum moral adalah tuntunan perilaku manusia yang ditaati karena kesadaran yang bersumber pada hati nurani dan bertujuan untuk mencapai kebahagiaan.
            Selain hukum moral yang biasanya tidak tertulis dan hanya ditulis untuk penjelasan informasi semata, etika bisnis juga mengadopsi aturan-aturan yang berlaku pada suatu daerah, negara atau kesepakatan-kesepakatan hukum internasional. Harapan-harapan etika ditentukan oleh hukum yang berlaku itu. Hukurn mengatur serta mendorong perbaikan masalah yangdipandang buruk atau baik dalam suatu komunitas. Sayangnya hingga saat ini kita masih menemukan kendala-kendala penyelenggaraan hukum etika di Indonesia.
• Leadership

            Satu hal penting dalam penerapan etika bisnis di perusahaan adalah peran seorang pemimpin/leadership. Pemimpin menjadi pemegang kunci pelaksanaan yang senantiasa dilihat oleh seluruh karyawan. Di berbagai kondisi, saat krisis sekalipun, seorang pemimpin haruslah memiliki kinerja emosional & etika yang tinggi. Pada prakteknya, dibutuhkan kecerdasan intelektual, emosional dan spiritual dari seorang pemimpin dalam penerapan etika bisnis ini.
Kepemimpinan yang baik dalam bisnis adalah kepemimpinan yang beretika. Etika dalam berbisnis memberikan batasan akan apa yang yang sebaiknya dilakukan dan tidak. Pemimpin sebagai role model dalam penerapan etika bisnis, akan mampu mendorong karyawannya untuk terus berkembang sekaligus memotivasi agar kapabilitas karyawan teraktualisasi.
Strategi dan Performasi
            Fungsi yang penting dari sebuah manajemen adalah untuk kreatif dalam menghadapi tingginya tingkat persaingan yang membuat perusahaannya mencapai tujuan perusahaan terutama dari sisi keuangan tanpa harus menodai aktivitas bisnisnya berbagai kompromi etika. Sebuah perusahaan yang jelek akan memiliki kesulitan besar untuk menyelaraskan target yang ingin dicapai perusahaannya dengan standar-standar etika. Karena keseluruhan strategi perusahaan yang disebut excellence harus bisa melaksanakan seluruh kebijakan-kebijakan perusahaan guna mencapai tujuan perusahaan dengan cara yang jujur.

• Karakter Individu

            Perjalanan hidup suatu perusahaan tidak lain adalah karena peran banyak individu dalam menjalankan fungsi-fungsinya dalam perusahaan tersebut. Perilaku para individu ini tentu akan sangat mempengaruhi pada tindakan mereka ditempat kerja atau dalam menjalankan aktivitas bisnisnya.
            Semua kualitas individu nantinya akan dipengaruhi oleh beberapa faktor-faktor yang diperoleh dari luar dan kemudian menjadi prinsip yang dijalani dalam kehidupannya dalam bentuk perilaku. Faktor-faktor tersebut yang pertama adalah pengaruh budaya, pengaruh budaya ini adalah pengaruh nilai-nilai yang dianut dalam keluarganya. Seorang berasal dari keluarga tentara, mungkin saja dalam keluarganya di didik dengan disiplin yang kuat, anak anaknya harus beraktivitas sesuai dengan aturan yang diterapkan orang tuanya yang kedua, perilaku ini akan dipengaruhi oleh lingkunganya yang diciptakan di tempat kerjanya. Aturan ditempat kerja akan membimbing individu untuk menjalankan peranannya ditempat kerja.
            Peran seseorang dalam oerganisasi juga akan menentukan perilaku dalam organisasi,seseorang yang berperangsebagai direktur perusahaan, akan merasa bahwa dia adalah pemimpin dan akan menjadi panutan bagi para karyawannya,sehingga dalam bersikap dia pun akan mencoba menjadi orang yang dapat dicontoh oleh karyawannya, misalnya dia akan selalu datang dan pulang sesuai jam kerja yang ditentukan oleh perusahaan. Faktor yang ketiga adalah berhubungan dengan lingkungan luar tempat dia hidup berupa kondisi politik dan hukum, serta pengaruh–pengaruh perubahan ekonomi. Moralitas seseorang juga ditentukan dengan aturan-aturan yang berlaku dan kondisi negara atau wilayah tempat tinggalnya saat ini. Kesemua faktor ini juga akan terkait dengan status individu tersebut yang akan melekat pada diri individu tersebut yang terwuju dari tingkah lakunya.
• Budaya Organisasi

            Budaya organisasi adalah suatu kumpulan nilai-nilai, ritual dan pola tingkah laku yang menjadi karakteristik suatu organisasi. Setiap budaya perusahaan akan memiliki dimensi etika yang didorong tidak hanya oleh kebijakan formal perusahaan, tapi juga karena kebiasaan sehari-hari yang berkembang dalam organisasi perusahaan tersebut, sehingga kemudian dipercayai sebagai suatu perilaku, yang bisa ditandai mana perilaku yang pantas dan mana yang tidak pantas.
            Budaya-budaya perusahaan inilah yang membantu terbentuknya nilai dan moral ditempat kerja, juga moral yang dipakai untuk melayani para stakeholdernya. Aturan-aturan dalam perusahaan dapat dijadikan yang baik. Hal ini juga sangat terkait dengan visi dan misi perusahaan.
Banyak hal-hal lain yang bisa kita jadikan contoh bentuk budaya dalam perusahaan. Ketika masuk dalam sebuah bank, misalnya, satpam bank selalu membukakan pintu untuk pengunjung dan selalu mengucapkan salam, seperti selamat pagi ibu…selamat sore pak…sambil menundukkan badannya, dan nilai-nilai sebagiannya. Ini juga budaya perusahaan, yang dijadikan kebiasaan sehari-hari perusahaan.