Nama : Weny Widiawati
Kelas : 4EA33
NPM : 19213248
Kelemahan Ekonomi Indonesia
Kamar dagang dan Industri Indonesia (Kadin) menyatakan ekonomi indonesia yang sebenarnya sangat menjanjikan untuk kedua investor dalam dan luar negeri. Namun, masih ada kekurangan yang dilihat oleh Kadin Ekonomi yang perlu mendapatkan perhatian serius. Wakil ketua umum Kadin Indonesia, Novian Anindya Bakrie berkata ekonomi indonesia ini ditandai dengan menjanjikan militer, konsumsi swasta, bisnis lokal dan bisnis dunia.
"Tapi masih ada beberapa kelemahan bahwa Struktur ekonomi Indonesia perlu di perbaiki dan diatasi segera. Ucap Anindya di Menara Kadin Jakarta, Rabu (06/03/2013)
Anindya melihat kelemahan ekonomi Indonesia ada di defisit perdagangan. Saat ini lebih besar Import daripada Ekspor yang membuat neraca perdagangan menjadi lebih defisit. Selain itu, terbesar import minyak dan gas.
Disamping itu, Anindya juga menyoroti dari subsidi BBM minyak tidak sesuai target orang-orangnya bahkan saat ini anggaran subsidi BBM di nikmati oleh orang kaya saja, Dampaknya, defisit dan tekanan tinggi gas import menyebabkan melemahnya nilai rupiah. "Tambahnya.
Sekali lagi, Realisasi anggaran untuk infrastuktur bahkan diabaikan. Dia menilai dalam beberapa bulan terakhir bahwa tidak ada perbaikan kebijakan pemerintah sehingga masalah tidak dapat diselesaikan. Meskipun Instending investor asing untuk berinvestasi di indonesia karena dia melihat ke atas infrastruktur birokrasi. jika tidak baik, investor asing akan menarik keluar investasinya dari Indonesia.
Kamar dagang dan Industri Indonesia (Kadin) menyatakan ekonomi indonesia yang sebenarnya sangat menjanjikan untuk kedua investor dalam dan luar negeri. Namun, masih ada kekurangan yang dilihat oleh Kadin Ekonomi yang perlu mendapatkan perhatian serius. Wakil ketua umum Kadin Indonesia, Novian Anindya Bakrie berkata ekonomi indonesia ini ditandai dengan menjanjikan militer, konsumsi swasta, bisnis lokal dan bisnis dunia.
"Tapi masih ada beberapa kelemahan bahwa Struktur ekonomi Indonesia perlu di perbaiki dan diatasi segera. Ucap Anindya di Menara Kadin Jakarta, Rabu (06/03/2013)
Anindya melihat kelemahan ekonomi Indonesia ada di defisit perdagangan. Saat ini lebih besar Import daripada Ekspor yang membuat neraca perdagangan menjadi lebih defisit. Selain itu, terbesar import minyak dan gas.
Disamping itu, Anindya juga menyoroti dari subsidi BBM minyak tidak sesuai target orang-orangnya bahkan saat ini anggaran subsidi BBM di nikmati oleh orang kaya saja, Dampaknya, defisit dan tekanan tinggi gas import menyebabkan melemahnya nilai rupiah. "Tambahnya.
Sekali lagi, Realisasi anggaran untuk infrastuktur bahkan diabaikan. Dia menilai dalam beberapa bulan terakhir bahwa tidak ada perbaikan kebijakan pemerintah sehingga masalah tidak dapat diselesaikan. Meskipun Instending investor asing untuk berinvestasi di indonesia karena dia melihat ke atas infrastruktur birokrasi. jika tidak baik, investor asing akan menarik keluar investasinya dari Indonesia.
Weaknesses
of Indonesian Economic
Chamber
of Indonesia Commerce and Industry (Kadin) declared Indonesian economy that is
actually very promising for both domestic and foreign investors. However, there
are still weakness seeing by Kadin of the economy that need to be addressed. Vice
Chairman of Kadin Indonesia. Novian Anindya Bakrie said, promising Indonesian
economy is evidenced by incoming investment, Private consumption, and vibrant
business world.
“But
there are still some weaknesses that Indonesia’s economic structure needs to be
addressed now”, said Anindya at Menara Kadin Jakarta, Wednesday (06/03/2013).
Anindya
see Indonesia’s economic weakness is in the trade deficit. Currently due to
larger imports than exports then it makes more Indonesian trade balance to be
deficit. Moreover, the largest import oil and gas.
On
the other hand, Anindya also highlights subsidy of oil (BBM) to the people who
actually are not even on target. Current budget fuel subsidy enjoyed by the
rich instead.
“As
the impact, the deficit and the high pressure gas import that led to the
weakening of the rupiah,”he added.
Again,
the actual budget for infrastructure even neglected. He rated in the last few month that there is no
improvement of government policy so that a problem cannot be resolved. Though foreign
investors instending to invest in Indonesia as it will look up the bureaucratic
infrastructure. If not good, the foreign investors will pull out of Indonesia.